Rp 13.500
Nama : Pink Foxglove
Nama Ilmiah : Digitalis Purpurea
Asal Benih : Amerika
Warna : Pink
Tanam : outdoor atau di pot
Tinggi : 100-180 cm
Jarak tanam : 20-25 cm atau di pot
Cahaya : Matahari
Kondisi tanah : Gembur
Kebutuhan Air : Sedang- kering (Jangan tergenang)
Foxglove merupakan salah satu tanaman pertama yang akan digunakan untuk pengembangan obat-obatan farmasi. Tanaman dengan bunga khas berbentuk lonceng tersebut bisa digunakan untuk menghentikan penyebaran kanker payudara.
Ilmuwan dari John Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat, menemukan bahwa bunga Foxglove secara dramatis dapat memperlambat migrasi dari sel-sel ganas kanker ke bagian lain dari tubuh. Bahan kimia yang ditemukan dalam bunga tersebut dapat memblokir produksi protein HIF-1, protein pengontrol gen yang memungkinkan sel-sel kanker bertahan hidup di lingkungan rendah oksigen, misalnya berada jauh di dalam sebuah tumor padat.
Perusahaan obat raksasa seperti GlaxoSmithKline mengubah bahan kimia tersebut menjadi tablet bernama Digoxin. Ini telah digunakan selama puluhan tahun untuk mengobati kondisi medis seperti gagal jantung kongestif serta detak jantung yang tidak teratur.
“Ini benar-benar menarik,” kata pemimpin penelitian dari Institute for Cell Engineering di John Hopkins University, Dr Gregg Semenza. “Temuan kami menjamin uji klinis untuk menentukan apakah dosis itu cukup untuk memblokir produksi protein HIF-1 dan memperlambat pertumbuhan dan penyebaran kanker payudara.”
Bunga Foxglove terkenal beracun tapi juga sangat bermanfaat sejak tahun 1780-an. Obat herbal tradisional yang dibuat dari tanaman tersebut berhasill menangani gagal jantung.
Dokter William Withering melihat peningkatan yang luar biasa pada pasiennya yang mengalami gagal jantung kongestif setelah menggunakan obat herbal tersebut. 200 tahun lalu, Dr Withering mendokumentasikan temuan bahan aktif dari bunga Foxglove itu dalam sebuah buku berjudul “An account of the Foxglove and some of its medical uses”.
Selain bisa digunakan dalam perang melawan kanker payudara, bahan kimia dari bunga ini juga mampu mengobati kanker prostat. Ilmuwan dari John Hopkins University melakukan penelitian yang melibatkan 47 ribu laki-laki pada April lalu. Hasilnya, koresponden menunjukkan bahwa obat itu mampu menghentikan pertumbuhan kanker prostat pada satu dari empat pria.
Namun para peneliti memperingatkan jika itu belum memberikan bukti bahwa digoxin bertanggung jawab atas manfaat tersebut. Peneliti juga memperingatkan bahwa obat ini dapat memiliki efek samping seperti mual, sakit kepala dan pembesaran payudara pada pria jika diberikan kepada orang sehat untuk mencegah tumor.
Add to Cart
0 komentar:
Posting Komentar